Rabu, 22 Mei 2013
Minggu, 05 Mei 2013
Desain Kamar Tidur Minimalis
KAMAR TIDUR
Saya memilih
kamar tidur karena kamar tidur sebagai area paling pribadi di rumah, tak hanya
dimanfaatkan untuk tidur, tapi juga melepas kepenatan, baik fisik, pikiran, dan
emosi. Oleh sebab itu, kamar tidur memang sebaiknya di desain dengan
menggunakan elemen interior yang menghangatkan.
Ruangan ini
menerapkan konsep minimalis karena penggunaan interior dan penataannya yang tidak
terlalu berlebihan. Pemilihan warnanya pun cenderung serasi dengan interior
yang ada. Pada dasarnya penataan ruang itu berdasarkan yang punya, akan tetapi
haruslah memperhatikan kenyamanan dan keserasian serta kondisi ruangan yang
ada.
Rabu, 01 Mei 2013
MMM KOTA CURITIBA ITUU...
Assalamu 'Alaikum Wr. Wb.
Seperti apa yah kota Curitiba itu.?
Awalnya saya sendiri juga tidak tahu Curitiba
itu apa, apakah kota, makanan atau apalah, di mana curitiba itu berada, saya
sama skali tidak tahu. Namun kemarin pas lagi kuliah, dosen saya perlihatkan
sekaligus perkenalkan Curitiba itu dalam bentuk video, dan ternyata Curitiba
itu adalah Kota yang ada di Brazil.
Kesan pertama pas nonton saya bilang nya WOW
(lebai yah hehe), sambil serius mengangguk-ngangguk melihat Kota Curitiba kayak
orang paling ngerti tentang kota, (padahal dan padahal titik-titik)
Kemudian saya searching di Internet (http://wikipedia.org/wiki/Curitiba)
tentang Kota Curitiba, dan ternya Curitiba itu adalah ibukota Provinsi Parana, yang
ada di Negara Brazil. Kota Curitiba itu terletak di Brazil bagian tenggara,
jaraknya sekitar 1.081 km dari ibu kota Brazil, Brasilia. Kota Curitiba terletak
di dataran tinggi sekitar 934,6 meter di atas permukaan laut dan terletak 65 mil
dari pelabuhan laut Paranagua. Luas Kota Curitiba ada 430 kilometer persegi.
Sensus tahun 2010 menunjukkan penduduk Kota Curitiba berjumlah 2.469.489 jiwa.
Sebagaimana kota-kota besar lain di seluruh
dunia, Kota Curitiba juga mengalami berbagai permasalahan urban, antara lain
pertambahan populasi dan sampah. Jumlah penduduk Kota Curitiba yang besar
menghasilkan volume sampah yang besar pula. Namun demikian Kota Curitiba tidak
terpuruk dalam permasalahan sampah. Pada tahun 1989 Kota Curitiba memulai
inovasi pengelolaan sampah yang ekonomis dan berwawasan lingkungan yang diberi
tajuk “Garbage that is not Garbage” (Sampah yang Bukan Sampah). Inovasi
pengelolaan sampah tersebut dapat mendaur ulang 70% sampah Kota Curitiba dan
90% penduduknya berpartisipasi dalam program daur ulang sampah. Upaya tersebut
diapresiasi oleh United Nations Environment Programme (UNEP) yang pada tahun
1990 memberikan penghargaan tertinggi bidang lingkungan hidup pada Kota
Curitiba (Keuhn 2007, Fazzano & Weiss 2004). Adapun empat inovasi tersebut
adalah:
1. Pembelian Sampah
Pada tahun
1989, Kota Curitiba membutuhkan pabrik daur ulang sampah. Sayangnya pendirian
pabrik tersebut membutuhkan dana 70 juta US dollar sementara itu pemerintah
Kota Curitiba tidak memiliki dana sebesar itu. Sebagai solusinya, pemerintah
melakukan kampanye pemilahan sampah berdasarkan kategori organic dan non
organic. Pelaksanaan kampanye program tersebut dibantu oleh Institute for Social
Integration. Program ini selain bertujuan untuk memelihara kebersihan kota juga
dapat mengurangi pengangguran karena melibatkan 16.000 pengumpul sampah
independent yang dibayar setiap akhir pekan atau akhir bulan setelah
mengumpulkan sampah dari 25 area tertentu yang sulit diakses truk pengangkut
sampah. Setiap bulan ada 555 ton sampah yang dibeli melalui program ini.
Pengumpul sampah independent berfungsi untuk membantu 2.000 petugas kebersihan
resmi yang dipekerjakan oleh pemerintah Kota Curitiba. Di Curitiba pengumpul
sampah independent mendapat posisi terhormat karena bekerja keras menjaga
kebersihan kota dan mereka merupakan komponen ekonomi yang penting (Rabinovitch
& Leitman, 1996; Keuhn, 2007).
2. Penukaran Sampah
Program yang
dimulai pada tahun 1991 ini ditujukan bagi masyarakat berpendapatan rendah.
Kegiatannya adalah mengumpulkan, memilah dan menukar sampah rumah tangga dengan
barang kebutuhan sehari-hari seperti tiket bis, buku tulis bagi anak sekolah,
dan bahan makanan. Disediakan 97 lokasi penukaran sampah yang berpindah setiap
dua minggu sekali. Dalam perkembangannya pemerintah Kota Curitiba mengeluarkan
kebijakan menukar sampah dengan buah dan sayuran segar. Setiap empat kilogram
sampah dihargai setara dengan satu kilogram buah atau sayuran segar. Melalui
program ini setiap bulan ada sekitar 60.000 kilogram buah dan sayuran segar
yang dibarter dengan sampah. Pemerintah Kota Curitiba membeli buah dan sayuran
segar dari petani lokal. Program ini selain dapat menstabilkan perekonomian
petani, sekaligus juga menyediakan bahan pangan bagi 35.000 keluarga miskin
serta menjaga kebersihan lingkungan kota. Melalui program ini setiap hari ada
sekitar 9 ton sampah yang berhasil dikumpulkan masyarakat Kota Curitiba
(Martins 2007 dalam Keuhn, 2007; Fazzano & Weiss, 2004).
3. Pendidikan Lingkungan Hidup
The Free
Open University for the Environment yang didirikan pada tahun 1991 merupakan
daya tarik ecotourist yang unik dan terkenal di Kota Curitiba. Universitas
tersebut memberikan program pendidikan pengelolaan dan perlindungan lingkungan
hidup (PLH) secara gratis pada masyarakat umum. Lokasi universitas yang
terletak di tengah hutan kota membedakannya dengan lembaga pendidikan
pemerintah yang lain. Perusahaan pemerintah maupun swasta di sektor industri
tertentu seperti kimia, lingkungan, energi dan petrokimia bahkan mensyaratkan
pekerjanya untuk mengikuti program PLH di universitas tersebut. Banyak anggota
masyarakat seperti ibu rumah tangga, pengawas bangunan, pelayan toko, dan
sebagainya yang mengikuti PLH secara sukarela. Sedangkan bagi anak-anak sejak
tahun 1989 diperkenalkan program SE-PA-RE (separate). Program SE-PA-RE ini
bertujuan untuk mendidik anak-anak mengenai pentingnya memilah sampah. Sesuai
dengan sasaran didiknya, program SE-PA-RE menggunakan media kartun (Rabinovitch
& Leitman, 1996; McCartney 2006; Fazzano & Weiss 2004; Keuhn 2007).
4. Semua Bersih
Kota
Curitiba mendanai program padat karya yang dilakukan secara berkala untuk
membersihkan wilayah tertentu di dalam kota yang banyak terdapat timbulan
sampah namun tidak dapat dijangkau oleh system layanan pengelolaan sampah
konvensional. Program ini dilakukan di 135 neighbourhoods (rukun tetangga).
Selain membersihkan jalan dan tempat-tempat lain, program ini juga membuat dan
memelihara kebun sayur di bekas tempat penampungan sampah. Program ini
mempekerjakan para pensiunan, pengangguran, mantan pemabok dan tuna wisma yang
membutuhkan pendapatan. Program ini tidak berbasis pada mekanisme
modal-insentif tetapi pada partisipasi publik (Rabinovitch & Leitman, 1996;
McCartney 2006).
Wassalam..........
Langganan:
Postingan (Atom)