Pondasi merupakan bagian banguan
yang menghubungkan bangunan dengan tanah, yang menjamin kestabilan bangunan
terhadap berat sendiri, beban berguna, dan gaya-gaya luar terhadap gedung
seperti: tekanan angin, gempa bumi (Heinz Frick, 2001:40).
Pondasi atau pandemen ialah suatu
konstruksi, guna menjamin kedudukan bangunannya. Pandemen meneruskan berat
bangunan dengan muatan-muatannya kepada tanah di bawahnya (Iman Subarkah,
1956:70).
Bentuk
pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah disekitar bangunan
tersebut, sedangkan kedalaman pondasi ditentukan oleh letak tanah padat yang
mendukung pondasi. Pondasi pada tanah miring lebih dari 10%, maka pondasi
bangunan tersebut harus dibuat rata atau dibentuk tangga dengan bagian bawah
dan atas rata. Jenis pondasi dibagi menjadi 2, yaitu :
- Pondasi Dangkal (Shallow foundations). Pondasi dangkal (kadang-kadang disebut ‘pondasi menyebar’) termasuk dudukan umpak (‘pondasi terisolasi’), pondasi memanjang, pondasi tapak dan pondasi raft.
2.
Pondasi
Dalam (Deep
foundations ). Pondasi dalam termasuk tiang
pancang, bor pile, dinding diafragma dan caissons.
A.
PONDASI
DANGKAL
Pondasi
dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah, umumnya kedalaman
pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai dengan kedalaman kurang
dari 3m. Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan yang baku,
tetapi merupakan sebagai pedoman. Pada dasarnya, permukaan pembebanan
atau kondisi permukaan lainnya akan mempengaruhi kapasitas daya dukung pondasi
dangkal. Pondasi dangkal biasanya digunakan ketika tanah permukaan
yang cukup kuat dan kaku untuk mendukung beban yang dikenakan dimana jenis
struktur yang didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu
tinggi, pondasi dangkal umumnya tidak cocok dalam tanah kompresif
yang lemah atau sangat buruk, seperti tanah urug dengan kepadatan yang
buruk, pondasi dangkal juga tidak cocok untuk jenis tanah gambut, lapisan
tanah muda dan jenis tanah deposito aluvial, dll.
1. Pondasi Rollag Bata
Pada awalnya Pondasi
Rollag Bata merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk menopang berat beban
pada bangunan. Namun, pada saat ini pondasi rollag bata telah lama
ditinggalkan. Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta
tidak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan. Akan tetapi, pondasi ini tetap
digunakan untuk menahan beban ringan, misalnya pada teras.
2. Pondasi Batu Kali
Pondasi
Batu Kali sering
kita temukan pada bangunan – bangunan rumah tinggal. Pondasi ini masih
digunakan, karena selain kuat, pondasi ini pun masih termasuk murah. Bentuknya
yang trapesium dengan ukuran tinggi 60–80 Cm, lebar pondasi bawah 60–80 Cm dan
lebar pondasi atas 25–30 Cm.
Bahan lain yang murah sebagai
alternatif pengganti pondasi batu kali adalah memanfaatkan bongkaran bekas
pondasi tiang pancang (Bore Pile) atau beton bongkaran jalan. Bekas bongkaran
tersebut cukup kuat digunakan untuk pondasi, sebab mutu beton yang digunakan
ialah K-250 s/d K-300. Permukaannya yang tajam dan kasar mampu mengikat
campuran semen dan pasir. Bila dibandingkan dengan pondasi rollag bata, tentu
bongkaran bekas beton jauh lebih kuat. Ukurannya rata–rata 30x30 Cm.
3.
Pondasi
Sumuran
Pondasi
Sumuran atau
cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60–80 Cm dengan kedalaman 1–2 meter.
Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur dengan batu kali dan sedikit
pembesian dibagian atasnya. Pondasi ini kurang populer sebab banyak
kekurangannya, di antaranya boros adukan beton dan untuk ukuran sloof haruslah
besar. Hal tersebut membuat pondasi ini kurang diminati.
4.
Pondasi
Plat Beton Lajur
Pondasi
Palt Beton Lajur sangat kuat, sebab seluruhnya
terdiri dari beton bertulang tetapi harganya lebih mahal dibandingkan dengan
pondasi batu kali. Ukuran lebar pondasi lajur ini sama dengan lebar bawah dari
pondasi batu kali, yaitu 70 Cm. Sebab fungsi pondasi plat beton lajur adalah
pengganti pondasi batu kali.
5.
Pondasi
Bor Mini/Strauss Pile
Pondasi
Bor Mini atau Strauss Pile ini digunakan pada kondisi
tanah yang jelek, seperti bekas empang atau rawa yang lapisan tanah kerasnya
berada jauh dari permukaan tanah. Pondasi ini bisa digunakan untuk rumah
tinggal sederhna atau bangunan dua lantai. Kedalamannya 2–5 meter. Ukuran
diameter pondasi mulai dari 20, 30 dan 40 Cm. Pengerjaannya dengan mesin bor
atau secara manual. Di atas pondasi bor mini ada blok beton (pile cap). Pile
cap ini merupakan media untuk mengikat kolom dengan sloof.
B.
PONDASI
DALAM
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan
permukaan tanah dengan kedalam tertentu dimana daya dukung
dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi
permukaan tanah, pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih
dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi
dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding
pancang dan caissons atau pondasi kompensasi . Pondasi
dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih
dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang
mendukung daya beban strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di
dekat permukaan tanah dapat dihindari.
1. Bore
Pile
Bore Pile adalah pondasi yang kedalamannya
lebih dari 2 meter.Digunakan untuk pondasi bangunan – bangunan tinggi.Sebelum
memasang bore pile, permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan menggunakan
mesin bor. Hingga menemukan daya dukung tanah yang sangat kuat untuk
menopang pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam permukaaan tanah
yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini berdiameter 20 Cm
keatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih yang diatasnya
terdapat pile cap.
2. Tiang
Pancang / Paku Bumi
Tiang Pancang pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya sja yang
membedakan bahan dasarnya.Tiang pancang menggunakan beton jadi yang langsung
ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang.Karena ujung
tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak
memerlukan proses pengeboran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar