Kamis, 31 Oktober 2013

Sustainable City #1 & #2

Assalamu 'Alaikum Wr.Wb.

Sustainable City....???
Kalau dalam bahasa indonesia nya itu adalah 'kota yang berkelanjutan'....
Mmmm, kota berkelanjutan itu apa siiih......?
Menurut dari materi yang saya dapat dari dosen saya kota berkelanjutan itu merupakan pengembanngan kota yang mengedepankan keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan hidup.
Keseimbangan dari ketiga aspek tersebut sangat berperan penting untuk menjamin adanya keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia, tanpa mengurangi peluang generasi yang akan datang untuk menikmati kondisi yang sama.

Desain kota dan tata letak fisik kota


Bentuk perkotaan yang berkelanjutan berpengaruh terhadap beberapa aspek, diantaranya:
1. Lingkungan
  • Mengurangi temperatur udara di kota
  • Polusi udara dikurangi dan juga kebisingan dari kendaraan
  • Banyak oksigen di daerah kota
  • Mengurangi dampak akibat bencana
  • Memperbaiki derajat kenyamanan
2. Transportasi
  •  Merduksi pemakaian mobil
  • Memberikan kemudahan dalam mengakses fasilitas karena jarak yang dekat, aman dan lebih mudah
3.  Sosial
  • Memungkinkan orang berinteraksi ddengan cepat
  • Memberikan kemudahan dalam mengakses fasilitas dan tempat kerja
  • Memiliki tempat yang mudah diakses untuk transportasi umum
  • Cenderung akan lebih menggunakan sepeda dan berjalan kaki
  • Mengurangi terjadinya kejahatan
4. Ekonomi
  • Perkotaan mengurangi biaya infrastruktur melalui skala ekonomi sementara kapasitas yang ada meningkatkan nilai tanah dan sebagainya membuat pengembangan lebih layak sehingga memperkuat strategi spesial
  • Terjadinya pertukaran uang yang tinggi
Yahh, kurang lebih seperti itu lah....
Kurang dan lebihnya mohon dikomentaR... hehehe
Se U next blog...... ^_*

Wassalamm........

Sumber Referensi:
Fahmyddin AT, ST., M.Arch

Bangunan Berkelanjutan yang Hemat Energi

Assalamu 'Alaikum Wr. Wb.

Salah satu aspek penting dalam desain arsitektur yang semakin hari semakin dirasakan penting adalah penataan energi dalam bangunan. 50% enrgi dari konsumsi bahan bakar fosil di dunia dipakai oleh arsitek dalam pelayanan dan penggunaan bangunan. Krisis sumber energi takterbaharui mendorong arsitek untuk semakin peduli akan energi dengan cara beralih kesumber energy terbaruhi dalam merancang bangunan yang hemat energi, penggunaan pendekatan desain ekologis, dll.
Dalam desain bangunan hemat energi, kita haus mengetahui terlebih dahulu memahami tentang Carbon footprint atau jejak karbon. Carbon footprint adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh kegiatan tertentu dan hal ini digunakan sebagai salah satu cara bagi organisasi atau individu untuk menilai konstribusi mereka terhadap iklim (Guide to Pas 2050)
Komponen jejak karbon pada bangunan:
1.    Ibu kota lingkungan intrinsik dalam pembangunan, Energi dan sumber daya yang dikeluarkan dalam pembuatan dan transportasi bahan, energi yang dibutuhkan untuk menyiapkan dan melayani situs, dan kemudian membangun bangunan.
2.    Jejak energi meluas untuk memasukkan energi yang digunakan untuk mempertahankan dan menjaga pengembangan dan persyaratan layanan harian setelah itu digunakan.
3.    Energi yang penghuni keluarkan dalam bergerak antara bangunan dan seluruh kota , bersama-sama dengan energi yang dibutuhkan untuk memberi makan penghuni .
4.   Energi yang dibutuhkan untuk menghancurkan pembangunan dan membersihkan tempat saat telah mencapai akhir masa pakainya.
Pembangunan hemat energi Carbon footprint: Bahan Bangunan
1.   Dalam memilih bahan bangunan pertimbangan pertama adalah jumlah energi yang digunakan dalam pembuatannya.
2.      Sebagai panduan kasar namun, intensitas energi dari bahan bangunan akan bertindak sebagai panduan untuk kehijauan nya ( vale dan vale , 1991) .
3.     Bahan bangunan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok luas sesuai dengan kandungan energi : sedang, rendah, dan tinggi.
4.        Kandungan energi bahan ditunjukkan dalam tabel diukur dalam kilowatt - jam per kilogram
5.        Bobot masing-masing bahan bangunan harus diketahui jika perancang ingin memperkirakan kandungan energi total konstruksi selesai .
6.        Kandungan energi dari bahan bangunan terhubung dengan sifat proses penyempurnaan .
7.      Secara umum bahan-energi rendah, cenderung menjadi yang paling mencemari sebagai energi yang sudah kurang digunakan.
8.        Untuk mencapai Struktur berkelanjutan bahan berenergi rendah harus digunakan dalam preferensi untuk orang-orang dari kandungan energi tinggi.
Saran dan komentarnya yeee.....

Wassalamm............
Sumber Referensi:
http://www.slideshare.net/fahmyatauhid

Transportasi Berkelanjutan yang Hemat Energi

Assalamu 'Alaikum Wr. Wb. 


Alat transportasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Penggunaan alat transportasi yang menggunakan bahan bakar minyak adalah salah satu penyumbang pemanasan global. Industri otomotif sudah mulai melakukan riset untuk mengurangi dampak dari pembakaran bahan bakar.
Untuk mengantisipasi hal tersebut,  langkah penting yang harus diambil agar sistem transportasi perkotaan hemat energi bisa tercipta adalah dengan membangun sistem transportasi berkelanjutan yang hemat energi. Sebagian besar ibu kota di Negara Asia Tenggara telah memiliki transportasi massal cepat. Hal ini diperuntukkan agarsistem transportasi yang dibutuhkan tidak hanya untuk alasan keamanan energi, melainkan untuk mengurangi beberapa problema yang sering terjadi, seperti;
1. Berkurangnya beban iklim dan dampak perubahan iklim,
2. Berkurangnya polusi udara,
3. Berkurangnya kebisingan akibatkendaraan,
4. Berkurangnya kemacetan yang berlebihan yang dapat mengakibatkan  kenaikan ekonomi.

Solusi untuk mengurangi penggunaa energi yang berlebihan;
1. Mengurangi penggunaan mobil pribadi,
2. Perencanaan dan perancangan perkotaan yang dapat mengurangi kebutuhan mobilitas,
3. 30 tahun yang lalu pembatasan penggunaan mobil dilakukan untuk melindubgi lingkungan lokal:
  • Bahaya asap,
  • Kebisingan dan degradasi visual,
  • Mengurangi pengaruh iklim dari gas kaca.
 Lalu Lintas dan Polusi
Transportasi di kota ini tidak akan terselesaikan hanya dengan pelebaran jalan yang terjadi setiap tahunnya, melainkan mengandalkan penggunaan yang lebih besar seperti;
  • Transportasi umum,
  • Bersepeda,
  • Berjalan (untuk setiap mobilitas yang diperlukan).
Ada 8 sasaran tujuan untuk mencapai kebijakan transportasi yang berkelanjutan (The Royal Commission on Environmental Pollution, 1994):
  1. Untuk memastikan bahwa kebijakan transportasi yang efektif di semua tingkat pemerintahan terintegrasi dengan kebijakan penggunaan lahan dan memberikan prioritas kepada meminimalkan kebutuhan untuk transportasi dan meningkatkan proporsi perjalanan dengan lingkungan kurang merusak mode.
  2. Untuk mencapai standar kualitas yang udara akan mencegah kerusakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.
  3. Untuk meningkatkan kualitas hidup, terutama di kota-kota, dengan mengurangi dominasi mobil dan truk dan menyediakan sarana alternatif akses.
  4. Untuk meningkatkan proporsi angkutan barang perjalanan dan pribadi dengan lingkungan kurang merusak mode dan untuk membuat penggunaan terbaik dari infrastruktur yang ada.
  5. Untuk menghentikan hilangnya lahan untuk mengangkut infrastruktur di daerah konservasi, budaya, pemandangan atau kemudahan nilai, kecuali penggunaan lahan untuk tujuan yang telah terbukti menjadi pilihan terbaik lingkungan praktis.
  6. Untuk mengurangi karbon dioksida transportasi emisi dari.
  7. Untuk secara substansial mengurangi infrastruktur Transportasi menuntut kayu dan tempat industri kendaraan pada bahan tidak terbarukan.
  8. Untuk mengurangi transportasi gangguan dari kebisingan.

Sekian dulu brei, mohon saran dan komentarnya yeeeh.............

Wassalaaam........

Sumber Referensi:
Fahmyddin A'raf Tauhid, ST., MT.

Rabu, 09 Oktober 2013

PEMBANGUNAN KOTA BERKELANJUTAN



Assalamu ‘Alaikum Wr.Wb............
Mmm,, Refresh pertama nih…
Cuma mau berbagi sedikit mengenai Kota Berkelanjutan, langsung saja kita mulai dari Definisi Pembangunan Kota Berkelanjutan…. Hhehe, (disingkat-singktkan saja gan, soalnya minggu lalu gak hadir, Insya Allah minggu depan lebih dimaksimalkan lagi).

Definisi Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan kota yang berkelanjutan adalah suatu proses dinamis yang berlangsung secara terus-menerus, merupakan respon terhadap tekanan perubahan ekonomi, lingkungan, dan sosial, dan budaya. Proses dan kebijakannya tidak sama pada setiap kota, tergantung pada kota-kotanya. Salah satu tantangan terbesar konsep tersebut saat ini adalah menciptakan keberlanjutan, termasuk didalamnya keberlanjutan sistem politik dan kelembagaan sampai pada strategi, program, dan kebijakan sehingga pembangunan kota yang berkelanjutan dapat terwujud menjadi kota yang baik dan nyaman bagi warga negaranya.

Perwujudan kota berkelanjutan ( The World Commision on Environment and Development, 1987) antara lain: 
  1. Kota berkelanjutan dibangun dengan kepedulian dan memperhatikan aset-aset lingkungan alam,memperhatikan penggunaan sumber daya, meminimalisasi dampak kegiatan terhadap alam. 
  2.  Kota berkelanjutan berada pada tatanan regional dan global, tidak peduli apakah besar atau kecil, tanggung jawabnya melewati batas-batas kota. 
  3.  Kota berkelanjutan meliputi areal yang lebih luas, dimana individu bertangguang jawab terhadap kota. 
  4.  Kota berkelanjutan memerlukan aset-aset lingkungan dan dampaknya terdistribusi secara lebih merata. 
  5.  Kota berkelanjutan adalah kota pengetahuan, kota bersama, kota dengan jaringan internasional. 
  6.  Kota berkelanjutan akan memperhatikan konservasi, memperkuat dan mengedepankan hal-hal yang  berkaitan dengan alam dan lingkungan 
  7.  Kota berkelanjutan saat ini lebih banyak kesempatan untuk memperkuat kualitas lingkungan skala lokal, regional, dan global.
Adapun beberapa pendapat mengenai pembangunan berkelanjuta, yaitu:
  • Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987).
  • Pembangunan kota berkelanjutan merupakan suatu kota yang nyaman bagi penghuninya, dimana akses ekonomi dan sosial budaya terbuka luas bagi setiap warga  negaranya untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun kebutuhan interaksisosial warganya serta kedekatan dengan lingkungannya.
 
dBerdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka indikator pembangunan berkelanjutan tidak akan terlepas dari aspek-aspek tersebut di atas, yaitu aspek ekonomi, ekologi/lingkungan, sosial, politik dan budaya. Sejalan dengan pemikiran tersebut, Djajadiningrat (2005) dalam buku Suistanable Future: Menggagas Warisan Peradaban bagi Anak Cucu, Seputar Pemikiran Surna Tjahja Djajadiningrat, menyatakan bahwa dalam pembangunan yang berkelanjutan terdapat aspek keberlanjutan yang perlu diperhatikan, yaitu:

  1. Keberlanjutan Ekologis
  2. Keberlanjutan di Bidang Ekonomi
  3. Keberlanjutan Sosial Budaya
  4. Keberlanjutan Politik
  5.  Keberlanjutan Pertahanan Keamanan

Hal yang Penting Dalam Pembangunan Berkelanjutan
  • Proses pembangunan hendaknya berlangsung terus menerus
  • Lingkungan hidup memiliki keterbatasan
  • Semakin baik kualitas lingkungan maka semakin baik pula pengaruhnya terhadap kualitas hidup
  • Penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dilakukan sehemat mungkin dan dicari sumber daya alternatif lainnya
  • Pembangunan yang dilakukan memungkinkan meningkatkan kesejaheraan genarasi sekarang tanpa mengurangi kesejahteraan generasi y ang akan datang.
·            Ciri-ciri Pembangunan Berkelanjutan
           Menghargai keanekaragaman hayati
·         Menggunakan pendekatan integratif
·         Menggunakan pandangan jangka panjang

Yah, kurang lebih seperti itu lah…
Super singkat yaah….
Sekian dulu yah,,,,,,,,,,,(^_^)
Wassalam……………

Sumber :
  • Fahmyddin AT., ST., M.Arch.
  •  http://qushayalidrus.blogspot.com/2013/08/pembangunan-kota-berkelanjutan.html
  • http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196202131990012-SRI_HAYATI/MK-EKOLOGI_DAN_LINGKUNGAN/PB.pdf